Kamis, 11 Desember 2014

Rokok, Indonesia & Ironi yang ada ...

Film Dokumenter: Fenomena Rokok di Indonesia (Sub…: http://youtu.be/mgk1MIHSnT4

BAHAYA MEROKOK !!!

Hal yang sangat ironis dari sebuah film dokumenter yang saya lihat. Sebuah realita kehidupan negeri kita (Indonesia) yang terlihat melangkah kebelakang dari era modernisasi. Bahkan seorang jurnalis asing yang terlihat lebih peduli terhadap sebagian kondisi negeri ini ketimbang bangsa sendiri.

Positive thinking aja sih, mungkin masyarakat kita ingin melakukan sesuatu namun mereka “kaku” atau tidak tahu harus berbuat seperti apa, mungkin juga ada “batasan” yang menurut mereka sulit untuk ditembus jika tak ada topangan dari orang lain.

Perlu kita lihat dan bandingkan. Indonesia saat ini terlihat seperti Amerika zaman dulu pada film documenter kritis itu. Dimana jalan-jalan protocol negeri ini bahkan sampai pelosok, begitu banyak “iklan”, spanduk dan atribut tentang “ROKOK” yang begitu membuat sugesti terhipnotis.

Hal itu bahkan merajalela di media pertelevisian negeri ini, itu cara mereka untuk membuat para penontonnya semakin menjadi “pecandu” seperti yang mereka harapkan.

Indonesia menjadi salah satu sasaran untuk memperjuangkan visi Philip Moris. Dimulai dari membeli saham perusahaan rokok Sampoerna, iklan tentang rokok pun digencarkan. Tim pembuat iklan dan pemasaran karya Philip Moris sangat cerdas. Remaja merupakan sasaran utama pemasaran tersebut.

Pendapat Pribadi :

1. Siapa icon rokok Amerika? dan mengapa rokok tidak lagi populer di Amerika?
    Jawab:
    Marlboro Man (Philip Moris ). Soalnya  di Amerika, pemerintahannya telah memberlakukan
    pajak yang begitu besar untuk industry rokok yang ada. Sehingga membuat harga jual
    semakin melambung melebihi ekspektasi warga yang mengonsumsinya.

2. Mengapa pembawa acara merasa Indonesia seperti negara yang mundur?
    Jawab:
    Karena di Indonesia terlihat iklan rokok ada dimana-mana, bahkan reporter merasa takjub
    keheranan. Soalnya dia setelah bertahun-tahun, saat melihat channel TV di negeri ini begitu
    banyak iklan ang muncul dengan berbagai caranya yang menggiurkan.

3. Apa kebohongan yang di sampaikan industri rokok?
    Jawab:
   Rokok tidak menyebabkan kecanduan karena nikotin bukan merupakan zat adiktif dan tidak
   berpengaruh pada anak kecil.



Pendapat Kelompok:
 
1. Apakah kalian bangga Indonesia adalah negara produsen dan konsumen rokok terbesar di dunia?
Jawab: “Enggak bangga lah, Negara Amerika aja yang udah meninggalkan masa lalu buruknya, masa kita malah mau mundur nyamperin masa lalu buruk itu. Pertumbuhan kemiskinan yang sangat pesat, menyebabkan masyarakat semakin apatis dan pesimisme. Serta para pelajar yang menganggap “life style” yang sangat keliru.

2. Jelaskan hubungan antara pendapatan negara dari cukai, pembeli, petani tembakau, dan biaya kesehatan?
Jawab: “Cukai, Pembeli, petani tembakau, dan biaya kesehatan berbanding lurus. Karena semakin banyak pembeli maka biaya cukai dan pendapatan petani tembakau semakin tinggi. jika pembeli semakin banyak maka tingkat persentasi penyakit atau kematian yang di alami manusia akan semakin tinggi sehingga biaya kesehatan juga semakin meningkat dan mengurangi pengeluaran pemerintah karena adanya biaya kesehatan gratis.”

3. Apa yang harus dilakukan pemerintah untuk melindungi masyarakat?
Jawab: “Mengeluarkan peraturan- peraturan yang berhubungan dengan aturan larangan untuk merokok, menaikan harga jual rokok melarang peredaran iklan rokok di berbagai media, turunnya keputusan bahwa nikotin merupakan zat adiktif, dan mengurangi produksi rokok. solusi untuk para pekerja di industri rokok di beri atau di siapkan lapangan pekerjaan yang baru sehingga tidak ada tingkat persentasi pengangguran yang tinggi dan tidak ada alasan untuk mencegah di tutupnya industri rokok.”

4. Pesan moral dari film itu ?
    Jawab: "Perokok bukan dijadikan kambing hitam dan kesalahan besar, tunjukin kepedulian kalian dengan tindakan bukan hanya sekedar komplen"